FMIPA UNRAM Perkuat Arah Fisika Medis: Prodi Fisika FMIPA Gelar FGD Menuju Keanggotaan AIPFMI

Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Mataram menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Sinergi dan Kolaborasi Menuju Keanggotaan AIPFMI” pada Selasa, 11 November 2025 di Aula FMIPA Unram. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr.rer.nat. Freddy Haryanto, S.Si., M.Si. dari Institut Teknologi Bandung yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Fisika Medis Indonesia (AIPFMI), serta Arif Fahmi, S.Si., M.Si. dari Biro Organisasi Setda NTB yang sekaligus merupakan Ketua Asosiasi Fisikawan Medis Indonesia (AFISMI) NTB–NTT. Kehadiran kedua narasumber tersebut memberikan wawasan komprehensif mengenai peluang, tantangan, dan persyaratan institusional untuk memperkuat pengembangan bidang fisika medis di Universitas Mataram.

Dalam sesi pemaparan, Arif Fahmi menjelaskan ruang lingkup fisika medis serta peran strategis fisikawan medis dalam layanan kesehatan modern, termasuk radioterapi, pencitraan medis, kedokteran nuklir, dan proteksi radiasi. Ia menekankan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat masih menghadapi kekurangan tenaga fisikawan medis meskipun fasilitas layanan kesehatan terus berkembang. Kondisi ini menjadikan pengembangan fisika medis di perguruan tinggi, termasuk Universitas Mataram, sebagai kebutuhan mendesak untuk mendukung kesiapan SDM kesehatan di wilayah tersebut. Sementara itu, Dr.rer.nat. Freddy Haryanto memaparkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh institusi pendidikan tinggi untuk bergabung dengan AIPFMI. Beberapa ketentuan penting meliputi: ketersediaan minimum tiga dosen tetap dengan bidang minat fisika medis yang merupakan lulusan program anggota AIPFMI atau lulusan luar negeri yang telah disetarakan; mata kuliah Anatomi dan Fisiologi yang wajib diajarkan oleh dokter umum atau dokter spesialis; serta keberadaan peralatan QC dan DQA radiodiagnostik seperti X-ray multimeter, detektor ionisasi, phantom kualitas citra, CTDL, dan perangkat pendukung lainnya. Selain itu, program studi harus memiliki kerja sama aktif dengan rumah sakit yang memiliki fasilitas CT-Scan dan menyertakan surat pernyataan bahwa program studi tidak membuka jalur lintas luar. FGD ini menjadi langkah awal yang signifikan bagi Program Studi Fisika Unram dalam menyusun strategi menuju keanggotaan AIPFMI. Melalui sinergi antara institusi pendidikan, organisasi profesi, dan fasilitas layanan kesehatan, Universitas Mataram berharap dapat berkontribusi dalam menyiapkan fisikawan medis profesional yang mampu mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan di Nusa Tenggara Barat.

 

                                         

Share the Post:

Related Posts