– Mataram, 28 Februari 2025 – FMIPA Unram menyelenggarakan UNRAM Physics Forum yang bertema “Aplikasi Teknologi 4D untuk Mendeteksi Fenomena Deformasi Batuan” pada Jumat, 28 Februari 2025. Acara yang berlangsung di Ruangan A1.1 FMIPA Universitas Mataram ini menghadirkan Dr. Suhayat Minardi, S.Si., M.T., selaku Ketua Kelompok Peneliti dan Bidang Ilmu (KPBI) Geofisika. Seminar ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa dan akademisi mengenai aplikasi teknologi 4D dalam bidang geofisika, khususnya dalam mendeteksi perubahan bentuk bumi akibat fenomena deformasi batuan. Teknologi 4D memungkinkan pemantauan yang lebih komprehensif terhadap pergerakan dan perubahan struktur batuan seiring waktu, sehingga dapat memberikan gambaran lebih akurat terkait dinamika geologi.
Dr. Suhayat Minardi menyatakan, “Prinsip kerja teknologi 4D serta implementasinya dalam penelitian geofisika ANTARA LAUN metode gaya berat antar waktu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena amblesan atau deformasi batuan di beberapa wilayah di Pulau Lombok. Riset ini telah dilakukan selama periode 2016 hingga 2019 dengan daerah penelitian di Pulau Lombok”. Riset dilakukan dalam dua periode. Periode pertama berlangsung pada Agustus 2016 hingga April 2018 dan menunjukkan bahwa amblesan terkecil terjadi di pesisir Pantai Lombok Timur. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut jarang terdapat pemukiman, sehingga pemicu amblesan yang paling mungkin adalah kompaksi alamiah dan aktivitas tektonik. Sementara itu, amblesan paling tinggi terjadi di Sakra dan Kopang. Fenomena ini diduga terjadi karena daerah tersebut merupakan kawasan pemukiman yang sedang berkembang. Selain itu, secara geologi, daerah ini terdiri dari batuan berumur muda (Quarter), sehingga proses pemadatan atau kompaksi alamiah yang dipicu oleh aktivitas Sesar Lombok turut berperan dalam peningkatan amblesan. Periode riset kedua dilakukan pasca gempa Lombok yaitu pada Juni 2019. Gempa Lombok yang terjadi pada Juli hingga Agustus 2018 sangat signifikan dalam mempengaruhi proses deformasi yang terjadi di permukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amblesan akibat kompaksi alamiah yang terjadi sebelum gempa terhenti dan berubah menjadi fenomena pengangkatan (uplifting). Wilayah Praya, Kopang, dan Sakra mengalami uplifting dengan kisaran 0.5 cm hingga 13 cm.
Setelah pemaparan materi, para peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan peneliti aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan seputar penerapan teknologi ini dalam berbagai aspek geologi dan mitigasi bencana alam. Salah satu peserta bertanya, “Bagaimana teknik yang tepat dalam pengambilan data metode gaya berat 4D?” Dr. Suhayat Minardi menjawab, “Sebaiknya pengambilan data dilakukan pada musim yang sama di setiap periodenya, misalnya musim kering atau kemarau, agar hasil yang diperoleh lebih akurat.” Diharapkan melalui seminar ini, para peserta dapat lebih memahami pentingnya pemanfaatan teknologi canggih dalam studi kebumian serta mendorong penelitian lebih lanjut terkait deformasi batuan di Indonesia. UNRAM Physics Forum berkomitmen untuk terus menghadirkan diskusi ilmiah yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan riset di masa depan.