– Australia, 18 Maret 2025 – Dosen Program Studi Biologi FMIPA Unram, Eka Sunarwidhi Prasedya, P.hD, menjadi salah satu invited speaker dalam Konferensi Internasional Seagriculture 2025 Asia Pacific yang digelar pada 18–20 Maret 2025 di Adelaide, Australia. Konferensi Seagriculture Asia-Pacific 2025 merupakan ajang tahunan yang mempertemukan para peneliti dan akademisi dari berbagai negara. Kegiatan ini diawali dengan kunjungan lapangan ke Fleurieu Peninsula dan fasilitas riset kelautan SARDI (South Australian Research and Development Institute) pada Jum’at, 18 Maret 2025. Dalam dua hari konferensi, peserta mengikuti berbagai sesi yang membahas isu strategis seperti mitigasi perubahan iklim, regulasi dan tata kelola, investasi industri rumput laut, hingga teknologi budidaya dan konservasi genetik.
Eka Sunarwidhi Prasedya, P.hD menyampaikan materinya dalam sesi Seaweed Elevator Pitches yang berlangsung pada Rabu, 19 Maret 2025 bersama para peneliti dari berbagai negara. Beliau memperkenalkan urgensi eksplorasi populasi Eucheumatoids untuk mendukung produksi yang berkelanjutan berbasis kekayaan biodiversitas lokal. Dalam presentasinya yang berjudul “Importance of Exploring Genetic Diversity of Eucheumatoids for Sustainable Seaweed Industry in Indonesia”, beliau menyoroti pentingnya eksplorasi biodiversitas dan variasi genetik rumput laut jenis Eucheumatoid sebagai dasar keberlanjutan industri rumput laut nasional. Kelompok Eucheumatoid, yang terdiri dari dua spesies utama yaitu Kappaphycus dan Eucheuma, dikenal sebagai penghasil utama senyawa karagenan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Jenis yang saat ini dibudidayakan di Indonesia umumnya merupakan hasil domestikasi dari Negara Filipina dan negara lain. Sementara itu, informasi mengenai populasi alami dan variasi genetik Eucheumatoid di Indonesia masih sangat terbatas,” kata pak Eka. Beliau menekankan bahwa data genetik lokal sangat penting di tengah risiko perubahan iklim yang dapat memengaruhi ketahanan spesies rumput laut tersebut di alam. Beliau juga menekankan urgensi eksplorasi populasi liar Eucheumatoids untuk mendukung produksi yang berkelanjutan berbasis kekayaan biodiversitas lokal. Partisipasi Pak Eka dalam konferensi internasional ini tidak hanya memperkenalkan potensi ilmiah Indonesia di tingkat internasional, tetapi juga memperkuat posisi akademisi tanah air dalam upaya global menuju industri rumput laut yang lebih inklusif, berbasis ilmu pengetahuan, dan berkelanjutan.